MUQADDIMAH
Maksudnya ;Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamudari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu dengan yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang yang lebih taqwanya di antara kamu
, (bukan yang lebih keturunan atau bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mendalam Pegetahuan-Nya (terhadap keadaan dan amalan kamu).
Asal kejadian manusia adalah daripada Adam alaihisalam. Daripada Adam, Allah ciptakan pula Hawa alaihassalam. Bermuala daripada sini, berkembang biaklah manusia, sehingga terpecahlah manusia kepada berbagai-bagai bangsa dan berbagai-bagai qabilah.
Di dalam ayat ini Allah SWT menegah manusia daripada bermegah-megah dengan keturunan, harta benda dan sebagainya. Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bekabilah-kabilah, hanya bertujuan untuk manusia saling berkenalan antara mereka, selain untuk mengetahui siapa yang dekat dan jauh di dalam nasab keturunan, bukan untuk berbangga-bangga dengan keturunan. Tidak ada kemulian sesuatu bangsa dengan bangsa yang lain, seseorang dengan seseorang yang lain kecuali dengan taqwa.
DEFINASI TAQWA
Para ulama Rahimahullaah telah menjelaskan apa yang dimaksud dengan taqwa. Di antaranya, Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani mendefinisikan: "Taqwa Iaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang, menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan".
Sedangkan Imam An-Nawawi mendefinisikan taqwa dengan "Mentaati perintah dan larangan-Nya." Maksudnya, menjaga diri dari kemurkaan dan adzab Allah Subhannahu wa Ta'ala Hal itu sebagaimana didefinisikan oleh Imam Al-Jurjani "Taqwa yaitu menjaga diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya."Karena itu, siapa yang tidak menjaga dirinya, dari perbuatan dosa, berarti dia bukanlah orang bertaqwa. Maka orang yang melihat dengan kedua matanya apa yang diharamkan Allah, atau mendengarkan dengan kedua telinganya apa yang dimurkai Allah, atau mengambil dengan kedua tangannya apa yang tidak diridhai Allah, atau berjalan ke tempat yang dikutuk Allah, berarti tidak menjaga dirinya dari dosa.
Jadi, orang yang membangkang perintah Allah serta melakukan apa yang dilarang-Nya,dia bukanlah termasuk orang-orang yang bertaqwa. Orang yang menceburkan diri ke dalam maksiat sehingga ia mendapat murka dan siksa dari Allah, maka ia telah mengeluarkan dirinya dari barisan orang-orang yang bertaqwa.
UKURAN INSAN TERMULIA
Penilaian yang paling tepat untuk menentukan siapa yang terbaik adalah berpandukan neraca dan suluhan syarak.Taqwa adalah ukuran kemuliaan seseorang insane. Sabda Rasulullah SAW :
Maksudnya;Telah datang seorang lelaki kepada Rasulullah SAW, ketika Nabi sedang berada di atas mimbar, seraya terus berkata: Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling baik ? Jawab Rasulullah: Manusia yang paling baik ialah siapa yang paling mengetahui terhadap Kitabullah, paling bertaqwa kepada Allah Azza Wajalla, yang paling banyak menjalankan kerja amar maaruf dan nahi mungkar, dan paling banyak menghubungkan tali silaturrahim.Begitulah taqwa telah mengambil tempat yang tinggi untuk menjadi ukuran kemuliaan seseorang manusia, bahkan ia tetap kayu neraca Allah terhadap manusia pada hari akhirat nanti.
Sabda Rasululllah SAW :
Maksudnya;Sesungguhnya Allah tidak bertanya mengenai kedudukan dan keturunan kamu pada hari kiamat nanti. Sesungguhnya yang paling mulia di kalangan kamu di sisi Allah ialah siapa yang paling bertaqwa.
Sabda Rasulullah SAW :
"Maksudnya;Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa paras dan harta benda kamu, tetapi Allah melihat kepada hati dan amalan kamu.
TUNTUTAN TAQWA
Taqwa menuntut kita mati sebagai seorang Islam. Bahkan lebih daripada itu, kita wajar mendambakan untuk mati di dalam perjuangan Islam. Firman Allah SWT di dalam surah Ali-Imran : 102
Maksudnya : “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati, kecuali mati dalam keadaan (beragama) Islam”.
Dari ayat ini dapat disimpulkan bahawa seorang muslim mesti berkomitmen dengan tiga komitmen :
Komitmen Pertama
Komitmen pertama dari seorang muslim adalah beriman. Ciri-ciri orang yang beriman ialah seperti firman Allah di dalam surah Al Anfal : 2 – 3. Maksudnya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah; yang apabila di sebut asma Allah bergetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah bertambahlah iman mereka, dan kepada Allahlah mereka bertawakal. Iaitu orang-orang yang mendirikan solat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami (Allah SWT) berikan kepada mereka”.
Komitmen Kedua
Komitmen kedua seorang muslim adalah “Ittaqullah” iaitu bertaqwa kepada Allah SWT. Seorang muslim yang telah berkomitmen kuat beriman kepada Allah SWT akan berkerja untuk meningkatkan kualiti darjat keimanannya kepada darjat taqwa, iaitu menjalankan seluruh perintah Allah SWT dan meninggalkan semua larangan Allah SWT
Komitmen Ketiga
Komitmen ketiga dari seorang muslim adalah “Tamuutun Fil Islam” iaitu mati dalam keadaan Islam. Semoga keimanan dan ketaqwaan yang kita jalani dalam hidup ini akan menjadi modal kepada kita untuk menghadapi kematian, dan menjadi modal untuk menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat nanti”.
TAQWA ADALAH JALAN KELUAR SEMUA PERMASALAHAN
Ketaqwaan adalah suatu yang amat penting bagi petugas di dalam gerakan Islam. Justeru kita sering bertembung dengan bebagai kesukaran, mehnah, ujian dan permasalahan di dalam berhadapan dengan musuh-musuh Islam. Firman Allah di dalam Surah At-Talaq:
Maksudnya :“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberi-nya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” Dalam ayat di atas, Allah menjelaskan bahwa orang yang merealisasikan taqwa akan dibalas Allah dengan dua hal. Pertama, “Allah akan mengadakan jalan keluar baginya.” Ertinya, Allah akan menyelamatkannya –sebagaimana dikatakan Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu – dari setiap kesusahan dunia maupun akhirat.
Kedua, “Allah akan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangka.” Ertinya, Allah akan memberinya rezki yang tidak pernah ia harapkan dan angankan. Al-Hafiz Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan: “Maknanya, barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah dengan melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, niscaya Allah akan memberinya jalan keluar serta rezki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya. Alangkah agung dan besar buah taqwa itu! Abdullah bin Mas’ud Radhiallaahu anhu berkata: “Sesungguhnya ayat terbesar dalam hal pemberian janji jalan keluar adalah: ”Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya”.
Ayat lainnya adalah firman Allah:
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada me-reka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendus-takan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka di-sebabkan perbuatan mereka sendiri". (Al-A’raf: 96).
Menurut Ibnu Abbas R.A, dalam ayat yang mulia ini Allah menjelaskan, seandainya penduduk negeri-negeri merealisasikan dua hal, yakni iman dan taqwa, nescaya Allah akan melapangkan kebaikan (kekayaan) untuk mereka dan memudahkan mereka mendapatkannya dari segala arah.
KEMENANGAN ISLAM DI TANGAN GENERASI TERBAIK
Sesungguhnya Islam akan menang di tangan generasi yang terbaik, yang taqwa adalah semestinya menjadi pra-syarat ke arah kemenangan yang diimpikan itu. Generasi yang terbaik adalah generasi yang memperaktikkan taqwa di dalam kehidupan mereka seharian, di dalam keluarga, organisasi dan perjuangan. Firman Allah di dalam surah al-Maidah : 35 :
Maksudnya: Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan carilah jalan yang boleh menyampaikan kepada-Nya (dengan mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya) dan berjuanglah pada jalan Allah, kamu pasti akan beroleh kejayaaan.
PENUTUP
Betapa pentingnya taqwa menjadi praktikal hidup kita. Dengan berbekalkan taqwa, kita akan menjadi mulia dan kita akan dibantu di dalam perjuangan. Bahkan dengan bermodalkan taqwa, kita akan berhasil mencipta sebuah kemenangan untuk perjuangan Islam yang sedang kita gerakkan ini. Allahu Akbar!!!
Tajuk asal: TAQWA : Bekalan Penting Untuk Da`ie
Oleh :
Syeikh Muhammad Zainul Asri Hj. Ramli
0 comments:
Post a Comment