Family Khairul Rashidi: Qalbu Mengeras Karena Jauh Dari Allah

Qalbu Mengeras Karena Jauh Dari Allah

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Maka celakalah bagi mereka yang keras qalbu dari berdzikir kepada Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.”
Tidaklah Allah memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba selain dari keras qalbu dan jauh dari Allah subhanahu wa ta’ala. An-Naar adl diciptakan utk melunakkan qalbu yg keras.
 Qalbu yang paling jauh dari Allah adalah qalbu yang keras dan jika qalbu sudah keras mata pun terasa gersang. Qalbu yang keras ditimbulkan oleh empat hal yang dilakukan melebihi kebutuhan: makan tidur bicara dan pergaulan.

Sebagaimana jasmani jika dlm keadaan sakit tdk akan bermanfaat bagi makanan dan minuman demikian pula qalbu jika terjangkiti penyakit-penyakit hawa nafsu dan keinginan-keinginan jiwa tidak akan mempan pada nasehat.
Barangsiapa hendak mensucikan qalbu maka ia harus mengutamakan Allah dibanding keinginan dan nafsu jiwanya.

Karena qalbu yang tergantung dengan hawa nafsu akan tertutup dari Allah subhanahu wa ta’ala sekadar tergantung jiwa dengan hawa nafsunya.

Banyak orang menyibukkan qalbu dengan gemerlap dunia. Seandai mereka sibukkan dengan mengingat Allah subhanahu wa ta’ala dan negeri akhirat tentu qalbu akan berkelana mengarungi makna-makna Kalamullah dan ayat-ayat-Nya yg nampak ini dan ia pun akan menuai hikmah-hikmah yg langka dan faedah-faedah yg indah. Jika qalbu disuapi dgn berdzikir dan disirami dengan berfikir serta dibersihkan dari kerusakan ia pasti akan melihat keajaiban dan diilhami hikmah.


Tidak tiap orang yang berhias dengan ilmu dan hikmah serta memegangi akan masuk dalam golongannya. Kecuali jika mereka menghidupkan qalbu dan mematikan hawa nafsunya.
Adapun mereka yang membunuh qalbu dgn menghidupkan hawa nafsu maka tidak akan muncul hikmah dari lisannya.

Rapuh qalbu adalah kerana lalai dan merasa aman sedang makmur qalbu kerana takut dan dzikir. Jika sebuah qalbu merasa zuhudkepada Allah subhanahu wa ta’ala dari hidangan-hidangan dunia dia akan duduk menghadap hidangan-hidangan akhirat. Sebalik jika ia ridha dengan hidangan-hidangan dunia ia akan terlewatkan dari hidangan akhirat.

Kerinduan bertemu Allah subhanahu wa ta’ala adl angin semilir yg menerpa qalbu membuat sejuk dgn menjauhi gemerlap dunia. Siapapun yg menempatkan qalbu disisi Rabb- ia akan merasa tenang dan tentram. Dan siapapun yg melepaskan qalbu di antara manusia ia akan semakin gundah gulana.
Ingatlah! Kecintaan terhadap Allah tidaklah akan masuk ke dalamlm qalbu yg mencintai dunia kecuali seperti masuk unta ke lubang jarum .

Jika Allah subhanahu wa ta’ala cinta kepada seorang hamba maka Allah subhanahu wa ta’ala akan memilih dia untuk diri-Nya sebagai tempat pemberian ni’mat-ni’mat-Nya dan Ia akan memilih di antara hamba-hamba-Nya sehingga hamba itu pun akan menyibukkan harapan hanya kepada Allah. Lisan senantiasa basah dengan berdzikir kepada-Nya anggota badan selalu dipakai utk berkhidmat kepada-Nya.
Qalbu bisa sakit sebagaimana sakit jasmani dan kesembuhan adalah dengan bertaubat. Qalbu pun bisa berkarat sebagaimana cermin dan cemerlang adalan dengan berdzikir. Qalbu bisa pula telanjang sebagaimana badan dan pakaian keindahan adl taqwa. Qalbu pun bisa lapar dan dahaga sebagaimana badan maka makanan dan minumannya adalah mengenal Allah subhanahu wa ta’ala cinta tawakkal bertaubat dan berkhidmat untuk-Nya.
Penulis: Al-Ustadz Qomar Suaidi Lc

Sumber: www.asysyariah.com

0 comments:

Post a Comment