Tawadhu` ialah sifat merendah tanpa menghinakan diri- merupakan sifat yg sangat terpuji di hadapan Allah dan seluruh makhluk-Nya. Sudahkah kita memilikinya?
Merendahkan diri adl sifat yg sangat terpuji di hadapan Allah dan juga di hadapan seluruh makhluk-Nya. Setiap orang mencintai sifat ini sebagaimana Allah dan Rasul-Nya mencintainya. Sifat terpuji ini mencakup dan mengandung banyak sifat terpuji lainnya.
Tawadhu’ adalah ketundukan kepada kebenaran dan menerima dari siapapun datang dalam keadaan suka atau dalam keadaan marah. Arti janganlah kamu memandang dirimu berada di atas semua orang. Atau engkau menganggap semua orang membutuhkan dirimu.
Lawan dari sifat tawadhu’ adalah takabbur sifat yg sangat dibenci Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah mendefinisikan sombong dengan sabdanya: “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain.”
Jika anda mengangkat kepala di hadapan kebenaran baik dlm rangka menolak atau mengingkari berarti anda belum tawadhu’ dan anda memiliki benih sifat sombong.
Tahukah anda apa yg diperbuat Allah subhanahu wa ta’ala terhadap Iblis yg terkutuk? Dan apa yg diperbuat Allah kepada Fir’aun dan tentara-tentaranya? Kepada Qarun dgn semua anak buah dan hartanya? Dan kepada seluruh penentang para Rasul Allah? Mereka semua dibinasakan Allah subhanahu wa ta’ala kerana tidak memiliki sikap tawadhu’ dan sebalik justru menyombongkan dirinya.
Tawadhu’ di Hadapan Kebenaran
Menerima dan tunduk di hadapan kebenaran sebagai perwujudan tawadhu’ adalah sifat terpuji yg akan mengangkat derajat seseorang bahkan mengangkat derajat suatu kaum dan akan menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Negeri akhirat itu Kami jadikan utk orang2 yg tdk menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi dan kesudahan yg baik bagi orang2 yg bertakwa.”
Fudhail bin Iyadh t dita tentang tawadhu’ beliau menjawab: “Ketundukan kepada kebenaran dan memasrahkan diri kepada serta menerima dari siapapun yang mengucapkannya.” . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak akan berkurang harta yg dishadaqahkan dan Allah tidak akan menambah bagi seorang hamba yg pemaaf melainkan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan diri kerana Allah melainkan akan Allah angkat derajatnya.”
Ibnul Qayyim t dlm kitab Madarijus Salikin
berkata: “Barangsiapa yg angkuh utk tunduk kepada kebenaran walaupun datang dari anak kecil atau orang yg dimarahi atau yg dimusuhi mk kesombongan orang tersebut hanyalah kesombongan kepada Allah krn Allah adalah Al-Haq ucapan haq agama haq. Al-Haq datang dari Allah dan kepada-Nya akan kembali. Barangsiapa menyombongkan diri uutuk menerima kebenaran berarti dia menolak segala yang datang dari Allah dan menyombongkan diri di hadapan-Nya.”
Perintah untuk Tawadhu’
Dalam pembahasan masalah akhlak kita selalu terkait dan bersandar kepada firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasul teladan yang baik.”
Dalam hal ini banyak ayat yang memerintahkan kepada beliau untuk tawadhu’ tentu juga perintah tersebut untuk umat dalam rangka meneladani beliau. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang2 yg mengikutimu yaitu orang2 yang beriman.” .
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguh Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri sehingga seseorang tidak menyombongkan diri atas yg lain dan tidak berbuat zhalim keatas yang lain.” .
Demikianlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan kepada kita bahwa tawadhu’ itu sebagai sebab tersebar persatuan dan persamaan derajat keadilan dan kebaikan di tengah-tengah manusia sebagaimana sifat sombong akan melahirkan keangkuhan yg mengakibatkan memperlakukan orang lain dengan kesombongan.
Macam-macam Tawadhu’
Telah dibahas oleh para ulama sifat tawadhu’ ini dlm karya-karya mereka baik dlm bentuk penggabungan dengan pembahasan yang lain atau menyendirikan pembahasannya. Di antara mereka ada yg membagi tawadhu’ menjadi dua:
1. Tawadhu’ yg terpuji yaitu tawadhu’ seseorang kepada Allah dan tidak mengangkat diri di hadapan hamba-hamba Allah.
2. Tawadhu’ yg dibenci yaitu tawadhu’- seseorang kepada pemilik dunia kerana menginginkan dunia yang ada di sisinya. .
Wallahu a’lam.
penulis Al-Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah An-Nawawi
Sumber: www.asysyariah.com
http://blog.re.or.id/tawadhu.htm
-------------------------------------------------
0 comments:
Post a Comment